Pengawasan Makanan dan Edukasi Penjual Jajanan Anak Sekolah di UPT Puskesmas Jurumudi Baru Kota Tangerang
Pembangunan kesehatan secara
umum bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap warga masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Kesehatan manusia lebih
dominan dipengaruhi oleh faktor makanan. Penentuan mutu bahan makanan pada
umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya cita rasa, warna,
tekstur, dan nilai gizinya. Akan tetapi, beberapa produsen dengan usaha skala
kecil sering kali kurang memperhatikan pentingnya keamanan pangan dikarenakan
kurangnya pengetahuan mereka tentang proses pengolahan yang benar.
Memperhatikan hal tersebut
dan dalam rangka optimalisasi pengawasan keamanan pangan, UPT Puskesmas
Jurumudi Baru melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan serta
memberikan edukasi keamanan pangan bagi penjual jajanan anak sekolah di SDS
Al-Kautsar Belendung Kota Tangerang,Jumat (20/01/2023) dan Sabtu (21/01/2023).
Kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh PJ Seksi Promosi Kesehatan, PJ Sanitarian Puskesmas, UPT Puskesmas Jurumudi Baru. Pengambilan
dan pemeriksaan sampel dilakukan untuk menjamin keamanan pangan dari bahan
tambahan pangan yang membahayakan kesehatan. Parameter pemeriksaan kimia berupa
pewarna kuning (Metanil yellow), pemanis (Siklamat), pengawet (Formaldehide), Borax dan Rhodamin B. Berdasarkan hasil uji sampel di Sekolah Dasar
tersebut, didapatkan hasil yang negative/aman dari bahan tambahan pangan yang
berbahaya.
Edukasi keamanan pangan bagi
penjaja pangan jajanan anak sekolah (PJAS) merupakan hal yang harus dilakukan
guna meningkatkan pengetahuan keamanan pangan. Pangan jajanan merupakan salah
satu alternatif asupan pangan yang digemari oleh masyarakat, terutama anak-anak
usia sekolah dasar (SD). Guna meningkatkan efektivitas edukasi keamanan pangan,
saat kegiatan tersebut pedagang yang sudah diambil sampel dibagikan stiker.
‘’Peran orang tua, guru, dan penjual jajanan diperlukan untuk
pencapaian gizi seimbang anak sekolah”