Kelas Ibu dan Balita di Posyandu Merpati
Tangerang, 10/01/2025 Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak, Posyandu Merpati, yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pondok Bahar, Kota Tangerang, kembali mengadakan Kelas Ibu dan Balita pada Jumat pagi, 10 Januari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para ibu terkait pola asuh, gizi, dan pemantauan tumbuh kembang balita.
Kelas ini dihadiri oleh lebih dari 30 ibu bersama anak-anak mereka. Dengan dipandu oleh petugas kesehatan dan kader Posyandu, para peserta mendapatkan informasi seputar pentingnya pemberian ASI eksklusif, makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang sehat, serta cara mendeteksi dini gangguan tumbuh kembang pada anak.
Salah satu materi yang menarik perhatian adalah demonstrasi pembuatan MP-ASI berbasis bahan lokal yang mudah didapat. Selain itu, para ibu juga diajak untuk mempraktikkan pengukuran berat badan dan tinggi badan anak, yang menjadi indikator utama tumbuh kembang.
Koordinator Posyandu Merpati, Ibu Siti Aminah, mengungkapkan bahwa kelas ini diadakan secara rutin setiap bulan. "Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan para ibu agar dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Dengan dukungan Posyandu dan Puskesmas, kita bersama-sama bisa mencegah stunting dan masalah gizi lainnya," ujar Ibu Siti.
Tumbuh kembang anak merupakan aspek penting dalam menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas. Pemerintah melalui berbagai program kesehatan terus mendorong masyarakat untuk memantau tumbuh kembang anak sejak dini. Salah satunya adalah melalui kegiatan di Posyandu, seperti pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala yang dilakukan secara rutin.
Menurut data dari Puskesmas Pondok Bahar, masih ditemukan beberapa kasus balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang, seperti berat badan kurang atau perkembangan motorik yang terlambat. Untuk itu, upaya pencegahan menjadi hal yang sangat ditekankan.
Dr. Ahmad Tirmizi, Kepala Puskesmas di Puskesmas Pondok Bahar, menjelaskan bahwa asupan gizi yang cukup, pola asuh yang baik, serta stimulasi perkembangan yang tepat sangat diperlukan. "Misalnya, anak usia 1-3 tahun membutuhkan stimulasi seperti bermain dengan benda-benda sederhana, mendengarkan lagu, dan komunikasi aktif dari orang tua," katanya.
Selain itu, Dr. Ahmad mengimbau para orang tua untuk segera memeriksakan anak ke fasilitas kesehatan jika menemukan tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang. Dengan intervensi yang tepat, masalah dapat diatasi lebih dini.
Kedua narasi berita ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara orang tua, Posyandu, dan Puskesmas adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak.