KEGIATAN PRAKTIK PEMBUATAN BAHAN MAKANAN UNTUK PMT BALITA
Masalah gizi Balita di Indonesia masih cukup tinggi, masalah
gizi di sebabkan oleh berbagai faktor. Kekurangan asupan makanan bergizi dan
atau seringnya terinfeksi penyakit menjadi salah satu penyebab langsung
terjadinya masalah gizi. Pola asuh yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan,
sulitnya akses ke pelayanan kesehatan, kondisi sosial ekonomi juga berpengaruh
secara tidak langsung terhadap akses makanan bergizi dan layanan kesehatan.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal merupakan salah satu
strategi penanganan masalah gizi pada Balita.
UPT Puskesmas Jurumudi Baru telah mengadakan kegiatan
pembinaan kepada 30 kader posyandu dari tiga kelurahan yaitu Kelurahan
Belendung, Kelurahan Pajang dan Kelurahan Jurumudi Baru terkait praktik
pembuatan bahan makanan untuk PMT balita
gizi kurang dengan bahan pangan basis lokal. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula
Puskesmas Jurumudi Baru.Sabtu (24/08/2024). Kegiatan pembinaan yang disampaikan
oleh Nurhayati Pj. Nutrisionis puskesmas kepada kader diantaranya berkenaan
dengan edukasi PMT yang berbahan baku dari bahan pangan lokal daerah yang mudah
didapat, metode PMT berbasis pangan lokal bagi anak balita dalam upaya
pencegahan serta pemulihan kasus stunting, serta demo pembuatan PMT lokal.
“Harapannya dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mengenai pentingnya memperhatikan gizi makanan pada anak balita.” tutur Yati, sapaan akrabnya.
"Selain itu, dapat mencegah terjadinya stunting pada anak yang dimulai
dari 1000 hari pertama kehidupan." lanjutnya.
Pemberian MT disertai dengan edukasi. Prinsip pemberian
makanan tambahan balita berupa lauk hewani bersumber dari 2 macam sumber
protein hewani yang berbeda dan buah siap santap. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan kandungan protein yang tinggi dan asam amino esensial yang lengkap,
menggunakan bahan makanan segar (tanpa pengawet buatan). Berupa tambahan dan
bukan pengganti makanan utama. MT Balita gizi kurang diberikan
selama 56 hari dengan pendekatan pemberdaaan masyarakat,. Diberikan setiap hari
dengan menu protein hewani dan buah, dengan kalori 250-350 Kkal/anak/hari dan
Protein sebanyak 10-15 gram/anak/hari. Pemberian MT disertai dengan edukasi.
Dalam
kegiatan ini diharapkan semua pihak turut berpartisipasi aktif, karena penyebab
gizi kurang pada balita bukan karena faktor ekonomi saja, tetapi faktor pola
asuh dan pola makan yang belum benar. Para peserta terlihat antusias dalam
mengikuti kegiatan tersebut dan berhadap dapat terus dilakukan secara berkala
agar pengetahuan kader dapat terus terupdate.