Artikel Kesehatan (Pentingnya Peranan Sosial Budaya dalam Mendukung serta Meningkatkan Kesadaran Perawatan Dementia di Indonesia)
Pentingnya
Peranan Sosial Budaya dalam Mendukung serta Meningkatkan Kesadaran Perawatan
Dementia di Indonesia
Oleh
: Juki I Lumbantoruan
Lansia adalah fase kehidupan yang hampir semua
orang akan alami. Saat ini, ketika kita mendengar kata "Lansia," kita
cenderung membayangkan seseorang yang lemah dan memiliki banyak masalah
kesehatan. Padahal, Lansia sebenarnya bisa menjadi subyek yang berdaya dalam
pembangunan kesehatan. Pengalaman hidup membuat Lansia bukan hanya dihormati di
lingkungannya, tetapi juga bisa berperan sebagai agen perubahan dalam keluarga
dan masyarakat untuk menciptakan keluarga sehat, dengan memanfaatkan pengalaman
mereka yang diperkuat dengan pengetahuan kesehatan yang tepat.
Berdasarkan laporan
World Alzheimer Report tahun 2019, diperkirakan sekitar 1,8 juta orang di
Indonesia menderita demensia. Angka ini diproyeksikan akan meningkat menjadi
7,5 juta pada tahun 2050 seiring dengan bertambahnya populasi lanjut usia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada tahun 2023, persentase
penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia mencapai 11,75%. Provinsi dengan
persentase penduduk lansia tertinggi adalah Yogyakarta, dengan angka 16,02%. Pada
usia lanjut, kesehatan mental tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan
sosial tetapi juga oleh dampak kumulatif dari pengalaman hidup sebelumnya dan
pemicu stres yang spesifik terkait penuaan. Orang lanjut usia lebih rentan
mengalami peristiwa buruk seperti kehilangan orang terdekat, penurunan
pendapatan, atau berkurangnya tujuan hidup saat memasuki masa pensiun. Demensia
merupakan sindrom yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang secara bertahap
merusak sel-sel saraf dan otak, yang biasanya menyebabkan penurunan fungsi
kognitif melebihi dari apa yang diharapkan akibat penuaan biologis normal. Walaupun
kesadaran biasanya tetap terjaga, gangguan fungsi kognitif ini sering kali
diikuti, dan kadang-kadang didahului, oleh perubahan suasana hati, pengendalian
emosi, perilaku, atau motivasi.
Peranan
Budaya di Indonesia dalam memahami Demensia
Peran budaya sangat penting dalam memahami
gejala demensia karena budaya mempengaruhi bagaimana gejala tersebut
diinterpretasikan, dikelola, dan dirawat. Berikut adalah beberapa cara budaya
memainkan peran dalam memahami demensia:
-
Pemahaman Gejala
Dalam beberapa budaya, gejala demensia mungkin
dianggap sebagai bagian normal dari proses penuaan, bukan sebagai kondisi medis
yang memerlukan perhatian
-
Stigma dan Persepsi
Stigma sosial terkait demensia dapat berbeda
antar budaya, yang dapat mempengaruhi kemauan individu dan keluarga untuk
mencari bantuan dan dukungan
-
Pendekatan Perawatan
Budaya dapat menentukan siapa yang bertanggung
jawab atas perawatan, apakah itu keluarga, masyarakat, atau institusi
profesional.
-
Komunikasi dan Interaksi
Budaya juga mempengaruhi cara berkomunikasi
dengan penderita demensia, termasuk bahasa, ekspresi non-verbal, dan tingkat
keterlibatan emosional.
-
Pengobatan dan Terapi
Preferensi untuk pengobatan tradisional
dibandingkan dengan intervensi medis modern dapat bervariasi berdasarkan latar
belakang budaya
-
Dukungan Komunitas
Komunitas tertentu mungkin memiliki jaringan
dukungan yang kuat untuk keluarga yang merawat anggota keluarga dengan
demensia, sementara yang lain mungkin tidak memiliki sumber daya yang sama
Dukungan Meningkatkan Perawatan Demensia yang Kompeten
Secara Sosial Budaya
1.
Dukungan Sosial
Dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga
kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi
tingkat stres bagi pengasuh keluarga yang merawat pasien demensia. Ikatan
kekeluargaan yang kuat dan dukungan dari tenaga kesehatan juga sangat membantu
bagi kesehatan mental lansia untuk menghadapi masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Ekspresi yang menenangkan dan membuat seseorang merasa berharga,
seperti kasih sayang, perhatian, dan pengertian dari keluarga dan teman-teman.
2.
Dukungan Informasional oleh Tenaga Kesehatan
Memberikan nasihat, informasi, dan panduan yang
berguna untuk mengelola kondisi demensia dan memahami berbagai aspek
perawatannya. Mengedukasi pasien dan keluarganya tentang cara-cara untuk
beradaptasi dengan perubahan yang diakibatkan oleh demensia, termasuk
modifikasi rumah dan kegiatan sehari-hari.
3.
Dukungan Spiritual
Memberikan kekuatan melalui dukungan keagamaan
atau spiritual, yang bisa sangat membantu dalam menghadapi tantangan emosional
yang diakibatkan oleh demensia. Dalam praktiknya, dukungan spiritual
bisa meliputi doa, pembacaan ayat suci, dan ritual keagamaan lainnya yang
diyakini dapat memberi penguatan spiritual kepada penderita. Dukungan spiritual
dapat menjadi sumber kekuatan yang besar bagi pasien demensia dan keluarga
mereka, membantu mereka menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh kondisi
tersebut dengan lebih baik.
4.
Keragaman Budaya
Indonesia memiliki keragaman etnis dan budaya
yang luas, yang mempengaruhi pandangan sehat dan sakit setiap individu.
Perilaku sehat sakit pada setiap orang menggambarkan perilaku budayanya, yang
juga berperan dalam menentukan perilaku sakit pada pasien. Penanganan demensia
di Indonesia memerlukan pendekatan holistik yang mempertimbangkan aspek medis,
psikologis, sosial, dan spiritual, yang sering kali berakar pada tradisi etnis
masing-masing. Budaya Jawa mengajarkan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, termasuk
dalam merawat lansia. Ini mencakup rasa hormat, kasih sayang, dan perhatian
terhadap kebutuhan fisik dan emosional lansia.
5.
Nilai Budaya
Nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh setiap
pasien harus dihormati dan dilindungi..Pelayanan keperawatan yang berdasar pada
budaya pasien menjadi suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga
kesehatan profesional. Peranan Lansia memiliki andil besar dalam pewarisan
budaya dan perlu mendapatkan penanganan yang bijaksana agar bermanfaat bagi
generasi penerus. Misalnya Dalam budaya Batak, peran raja hata yang pada
umumnya diwakili oleh lansia sangat penting karena mereka memiliki tanggung
jawab dalam menjaga tradisi dan mengawal upacara adat. Kedudukan mereka
dihormati dan diakui oleh masyarakat setempat. Jadi, raja hata bukan hanya
sekadar gelar, tetapi juga memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan adat
Batak.
Referensi
:
Alzheimer’s.gop. 2024. Resources
for Community and Public Health Professionals: Alzheimer’s and Related
Dementias. https://www.alzheimers.gov/professionals/community-public-health
Data Indonesia
ID. 2023. Data Sebaran Persentase Penduduk Lansia di Indonesia pada 2023.
https://dataindonesia.id/varia/detail/data-sebaran-persentase-penduduk-lansia-di-indonesia-pada-2023
Media Indonesia.
2024. Panti Jompo bukan sekadar Urusan Budaya https://epaper.mediaindonesia.com/detail/panti-jompo-bukan-sekadar-urusan-budaya
O. Batak.ID. Jenis
dan Tingkatan Raja dalam masyakat Batak. Jenis dan
Tingkatan Raja dalam masyakat Batak - OBATAK
TobaTabo. Tatacara
dan Adat Istiadat Upacara Kematian Dan Berkabung Dalam Suku Batak Toba. https://www.tobatabo.com/563+tatacara-dan-adat-istiadat-upacara-kematian-dan-berkabung-dalam-suku-batak-toba.htm
VOA.Indonesia. 2023.
Upaya Atasi Alzheimer, Penyebab Utama Demensia, di Indonesia. https://www.voaindonesia.com/a/upaya-atasi-alzheimer-penyebab-utama-demensia-di-indonesia-/7065864.html.