Kegiatan Validasi Data Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Jurumudi Baru

facebook sharing button
twitter sharing button
whatsapp sharing button
telegram sharing button
gmail sharing button
sharethis sharing button

Penanggulangan Stunting menjadi salah satu Program Prioritas Nasional Kesehatan yang bersifat segera untuk diatasi dan dicegah. Validitas data sangat penting untuk diperhatikan.

UPT Puskesmas Jurumudi Baru melaksanakan kegiatan validasi data bertempat Aula puskesmas kepada ibu-ibu kader yang ada diwilayah UPT Puskesmas Jurumudi Baru, Jumat (10/11/2023).

Ayu Nurjanah, Nutrisionis puskesmas Jurumudi Baru menjelaskan stunting akan terlihat pada anak saat menginjak usia dua tahun, yang mana tinggi rata-rata anak kurang dari anak seusianya.

Penyebab utama stunting diantaranya, asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hami, ibu menyusui dan balita.Terangnya.

Dampak stunting pada anak akan terlihat pada jangka pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek berdampak terhadap pertumbuhan fisik yaitu tinggi anak di bawah rata-rata anak seusianya. Selain itu, juga berdampak pada perkembangan kognitif dikarenakan terganggunya perkembangan otak sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak. Sedangkan untuk jangka panjang, stunting akan menyebakan anak menjadi rentan terjangkit  penyakit seperti penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas di usia tua. Selain itu, dampak jangka panjang bagi anak yang menderita stunting adalah berkaitan dengan kualitas SDM suatu negara. Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Jika stunting tidak segera diatasi hal ini tentunya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM di masa yang akan datang.

Sebagai informasi tambahan dan pengetahuan bagi ibu-ibu kader dalam pertemuan tersebut juga dijelaskan mengenai edukasi tentang obat antibotik. Citra Andhini,S.Farm.Apt menjelaskan Dalam pemberian antibiotik harus dipertimbangkan dengan seksama mulai dari ketepatan diagnosis, tujuan pengobatan, pilihan obat yang tepat, pemberian obat kepada penderita, memberikan informasi yang adekuat dan memantau efek pemberian obat. Resistensi antibiotik adalah kondisi saat bakteri yang menyerang tubuh Anda menjadi kebal terhadap antibiotik. Orang-orang yang mengalami resistensi antibiotik akan sulit disembuhkan dari infeksi bakteri yang menyerangnya. Hal ini berisiko menyebabkan kematian. Antibiotik bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan atau membunuh sel bakteri sehingga infeksi bakteri bisa teratasi. Meski sangat bermanfaat, antibiotik tidak boleh digunakan sembarangan, karena bisa meningkatkan risiko terjadinya resistensi atau kekebalan terhadap antibiotik.Tutupnya.