Kasus DBD Tinggi, UPT Puskemas Jurumudi Baru Lakukan Fogging
Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menimbulkan
kekhawatiran di masyarakat wilayah kerja UPT Puskesmas Jurumudi Baru karena
angka kasusnya yang tinggi.
Memasuki awal 2024 hingga Maret 2024 , tercatat
sebanyak 20 kasus DBD tersebar di wilayah Kel. Jurumudi Baru, Belendung dan
Pajang.
Petugas dari setiap Puskesmas juga telah
melakukan edukasi massif di masyarakat, baik melalui penyuluhan kelompok maupun
secara mobile. Namun, perubahan cuaca dan tingginya intensitas hujan di
beberapa daerah menjadi faktor peningkatan kasus DBD.
Kepala UPT Puskesmas Jurumudi Baru, drg. Muhammad
Ilham, menyatakan bahwa pihaknya menerima banyak laporan dan permintaan
fogging. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa fogging bukanlah solusi utama.
Namun yang lebih penting lagi adalah menerapkan perilaku hidup sehat dan
menjaga kebersihan lingkungan.
Fogging pun dilakukan di beberapa fokus wilayah
RT 003 dan RW 005 Kel Belendung, Kecamatan Benda Kota Tangerang, Sabtu (23/3/2024).
Penanggung jawab program DBD, Sakti Septiawan
menambahkan bahwa fogging ini akan membunuh nyamuk dewasa di luar rumah, namun
tidak efektif untuk membunuh jentik nyamuk. Oleh karena itu, pihaknya
mengimbau masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara
serentak dan berkelanjutan setidaknya seminggu sekali di rumah dan lingkungan
masing-masing.
Sakti menegaskan bahwa upaya penanggulangan DBD
harus dilakukan melalui upaya promotif dan preventif dan bukan fogging.
“Solusi utama dalam penanggulangan DBD bukan
fogging karena fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa dan bukan telur dan
jentik nyamuk, sehingga jika hanya mengandalkan fogging telur dan jentik nyamuk
yang tidak mati akan berkembang menjadi nyamuk dan dikhawatirkan nyamuk akan
resisten dan ini akan menjadi masalah baru,” tegas Sakti.
Fogging lanjut Sakti, hanya dapat dilakukan
dalam radius 200 meter, sebanyak 2 kali dengan jeda waktu 1 minggu. Tujuannya
adalah memberantas nyamuk dewasa yang baru melewati masa pertumbuhan. Fogging
tidak dianjurkan karena selain memicu resistensi vektor, yaitu nyamuk yang
menularkan penyakit akibat dari pengasapan.
“Fogging yang terlalu fokus juga dianggap dapat
mencemari lingkungan, dan berisiko menyebabkan keracunan insektisida pada
penduduk sekitar” imbuhnya.
Petugas kesehatan juga semakin gencar
menyampaikan pesan penting Gerakan 3M Plus, yaitu Menutup, Menguras, Mendaur
Ulang, melalui berbagai media sosial sebagai upaya mencegah peningkatan kasus
DBD.
Harapannya, dengan langkah-langkah preventif
yang diambil, kasus DBD di wilayah kerja UPT Puskesmas Jurumudi Baru dapat
ditekan dan masyarakat dapat hidup lebih sehat serta nyaman dari ancaman
penyakit DBD.