In House Trainning RSUP Dr. Sitanala dan UPT Puskesmas Jurumudi Baru Perkuat Kerjasama Penanganan Stunting dan Wasting.

facebook sharing button
twitter sharing button
whatsapp sharing button
telegram sharing button
gmail sharing button
sharethis sharing button

Penurunan stunting telah ditetapkan sebagai program prioritas nasional yang telah dimasukan ke dalam Rencana Kerja. Upaya ini terus dilakukan oleh Pemerintah secara terintegrasi dan berkelanjutan tak terkecuali di Kota Tangerang.

Sekaitan dengan itu, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sitanala dan UPT Puskesmas Jurumudi Baru melakukan Pembinaan dan Penguatan Jejaring Rujukan Untuk Faskes Tingkat Pertama/Puskesmas  tentang program intervensi dan pengelolaan stunting dan wasting.

Kegiatan tersebut berlangsung di Aula UPT Puskesmas Jurumudi Baru, Rabu (30/8/2023). Ketua Tim Penurununan dan Pencegahan Stunting dan Wasting RSUP Dr.Sitanala Tangerang RSUP, dr. Henni Wahyu Triyuniati,Sp.A mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memperkuat fungsi Rumah Sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting, menjadikan rumah sakit sebagai pendamping klinis dan manajemen, dan mengembangkan kedudukan Rumah Sakit untuk pemantauan dan evaluasi.

“Kegiatan ini juga bermaksud untuk membangun komitmen bersama para jejaring RSUP Dr. Sitanala dalam hal ini puskesmas se-Kota Tangerang dalam penanganan kasus yang membutuhkan rujukan dan intervensi lebih lanjut oleh Dokter Spesialis,” ujarnya.

Dikatakan dr. Henni, program intervensi dan pengelolaan stunting dan wasting diharapkan tatalaksana rujukan untuk penemuan Ibu Hamil dan Ibu Nifas KEK, Bayi/Balita stnting dan wasting di posyandu maupun di puskesmas bisa terlaksana dengan baik.

Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Jurumudi Baru, drg. Muhammad Ilham menuturkan bahwa, pihaknya menyambut baik kerja sama tersebut. Sebab, hal itu sebagai salah satu bukti dan komitmen untuk bersama-sama ingin menurunkan Stunting di Kota Tangerang pada umumnya.

Dia menyebut, Puskesmas sebagai Fasyankes yang langkah awal melakukan skrining dan deteksi dini kasus-kasus stunting, terutama di sasaran resiko seperti catin, bumil KEK, bufas KEK sampai bayi dan balita stunting, sudah dapat melakukan intervensi pencegahan dan penanganan awal.

“Namun jika mendapatkan kasus-kasus yang sudah wajib dirujuk ke Fasyankes lanjutan, dalam hal ini RSUD yang memiliki dokter spesialis, maka puskesmas akan melakukan rujukan dan menindaklanjuti penanganan setelah rujukannya dikembalikan ke puskesmas kelak.

Lanjut Nurhayati, sapaan Nutrisionis UPT Puskesmas Jurumudi Baru ini, termasuk kunjungan homecare ke rumah-rumah sasaran stunting dan wasting didampingi oleh petugas gizi dari masing-masing puskesmas.

“Harapannya semoga dengan adanya In house Trainning ini, UPT Puskesmas Jurumudi Baru  dan RSUP Dr. Sitanala bisa berkolaborasi sehingga program pencegahan dan penanganan stunting di wilayah kerja puskesmas Jurumudi Baru bisa lebih maksimal lagi, Tutupnya.