CEGAH DAN KENDALIKAN HIPERTENSI UNTUK HIDUP SEHAT LEBIH LAMA

facebook sharing button
twitter sharing button
whatsapp sharing button
telegram sharing button
gmail sharing button
sharethis sharing button

Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, karena menjadi penyebab tingginya angka kesakitan, kematian serta berdampak besar terhadap biaya dan produktifitas. Selain itu, diketahui bahwa PTM merupakan komorbid yang menyebabkan tingginya angka kematian pada kasus COVID-19.

Hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena sering muncul tanpa gejala dan keluhan yang berarti namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi bahkan kematian. Hal ini disebabkan karena tidak terdeteksi sejak dini yang berdampak pada lambatnya penanganan. Oleh karena itu deteksi dini menjadi salah satu strategi penting dalam pencegahan dan penanggulangan PTM di Indonesia yang dituangkan dalam target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran keikutsertaan masyarakat untuk melakukan deteksi dini “CEGAH DAN KENDALIKAN HIPERTENSI UNTUK HIDUP SEHAT LEBIH LAMA”. Tema ini dimaksudkan untuk  meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat yang dimulai dari keluarga antara lain :

a.        mencegah dan mengendalikan hipertensi

b.        melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala

c.         hipertensi dapat dicegah dan diobati.

Gerakan deteksi dini yang diselenggarakan meliputi pemeriksaan kesehatan dan penyebarluasan informasi dan edukasi tentang Hipertensi dan PTM lainnya serta penguatan kegiatan gerakan deteksi dini. Kegiatan yang dilakukan oleh UPT Puskesmas Jurumudi Baru bertempat Posyandu Duta Garden RW 08 Kelurahan Jurumudi Baru. Sabtu (17/12/2022). Gerakan deteksi dini yang dilaksanakan meliputi pemeriksaan antropometri, tekanan darah dan gula darah serta pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam di semua Posbindu PTM, integrasi kegiatan dengan Posyandu balita dengan sasaran ibu-ibu balita, Posyandu lansia, Puskesmas keliling, Usaha Kesehatan Kerja (UKK) dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) serta berintegrasi dengan kegiatan vaksinasi covid-19 pada saat skrining covid-19.

 

 Integrasi program deteksi dini  merupakan salah satu strategi pendekatan untuk memadukan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan, yang dimulai dari perencanaan, penggerakan/pelaksanaan kegiatan serta monitoring dan evaluasi dalam meningkatkan tercapainya hasil pelaksanaan program kesehatan secara efektif dan efisien serta melaksanakan sosialisasi dan diseminasi informasi tentang Hipertensi melalui berbagai media cetak, elektronik, dan media tradisional serta pemasangan spanduk, umbul-umbul berisi pesan tentang Hipertensi.     

Manfaat gerakan deteksi dini PTM sangat penting dilaksanakan agar dapat diketahui kondisi seseorang sejak dini, apakah dia sehat, atau sudah memiliki faktor risiko PTM atau sudah menyandang PTM. Berdasarkan hasil deteksi dini tersebut setiap orang akan ditindaklanjuti dengan pemberian edukasi CERDIK (Cek Kesehatan Berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres) untuk yang sehat agar meningkatkan imunitas tubuhnya sedangkan bagi penyandang PTM diberikan edukasi PATUH (Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktifitas fisik dengan aman, Hindari asap rokok, alkohol dan zat adiktif) agar tidak terjadi komplikasi pada penyandang PTM.

Saat pelaksanaan masyarakat sangat antusias mendengarkan materi dan berpartisipasi aktif dalam hal bertanya serta mampu mempraktikkan cara pengobatan alternatif hydrotherapy. Dengan adanya kegiatan penyuluhan tentang hipertensi ini kami berharap dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan bisa merubah pola hidup dan kebiasaan yang lebih baik dan sehat untuk kedepannya.

Merupakan momentum bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan terjadinya Hipertensi dan PTM lainnya serta memberikan edukasi tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan dan pencegahan terjadinya komplikasi. Upaya tersebut memerlukan kerja sama dan koordinasi serta dukungan lintas program dan lintas sektor secara masif dan terintegrasi.