Artikel Kesehatan (ROKOK: ANTARA ASPEK SOSIAL BUDAYA, KESEHATAN, DAN PERGULATAN MENUJU MASA DEPAN)

facebook sharing button
twitter sharing button
whatsapp sharing button
telegram sharing button
gmail sharing button
sharethis sharing button

ROKOK: ANTARA ASPEK SOSIAL BUDAYA, KESEHATAN, DAN PERGULATAN MENUJU MASA DEPAN

oleh: Dindha Permata Sari


Pembangunan kesehatan merupakan Sebagian dari pembangunan nasional yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai interval pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis (Damar Setiawan and Made Utami Dwipayanti, 2023).

Temuan survey WHO menyatakan bahwa jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf mengkhawatirkan, lebih dari separuh populasi ialah perokok aktif, terdapat jumlah perokok laki-laki sebesar 63,5 % dan jumlah perokok perempuan sebesar 4,5 %. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi perokok di Indonesia sebesar 29,3% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2018 terdapat prevalensi perokok di indonesia sebesar 28,8%, sehingga terdapat peningkatan prevalensi merokok terutama penduduk umur 10-18 tahun ialah sebesar 1,9. Sehingga terdapat peningkatan prevalensi perokok selama tiga periode secara berturut-urut di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Merokok ialah salah satu kasus kesehatan masyarakat di Indonesia dengan mengingat bahwa merokok ialah salah satu faktor risiko utama dari beberapa penyakit kronis seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, bronkitis kronis, emfisema, tuberkulosis, dan diabetes yang bisa menyebabkan kematian. Dampak negatif rokok tidak hanya dirasakan oleh perokok aktif, tetapi juga perokok pasif, yaitu orang-orang yang menghirup asap rokok orang lain. Paparan asap rokok pada anak-anak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti infeksi pernapasan, asma, dan pneumonia (Kurniati and Widyastutik, 2020).

Di Indonesia, rokok memiliki peran penting dalam berbagai interaksi sosial. Rokok sering digunakan sebagai alat pembuka percakapan, penanda keakraban, dan simbol status sosial. Merokok bersama-sama juga menjadi tradisi dalam berbagai acara adat dan keagamaan. Persepsi keliru tentang rokok sebagai penghilang stres dan penambah stamina juga masih marak di masyarakat. Hal ini semakin memperkuat ketergantungan terhadap rokok dan membuat upaya untuk berhenti merokok menjadi lebih sulit.

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan konsumsi rokok, seperti:

1.      Menaikkan cukai rokok: Hal ini bertujuan untuk meningkatkan harga rokok dan mengurangi daya beli masyarakat, terutama anak-anak dan remaja.

2.      Melarang iklan rokok: Iklan rokok di media massa dan elektronik dilarang untuk mengurangi paparan informasi tentang rokok kepada masyarakat.

3.      Memperluas ruangan bebas asap rokok: Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok.

4.      Kampanye edukasi kesehatan: Kampanye ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya rokok dan mendorong mereka untuk berhenti merokok.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, pengendalian konsumsi rokok di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Industri rokok yang kuat, norma sosial yang keliru, dan kurangnya penegakan hukum menjadi beberapa faktor yang menghambat kemajuan.

Masa depan bebas rokok membutuhkan komitmen bersama dari berbagai pihak, pemerintah, masyarakat, dan industri. Diperlukan strategi yang lebih komprehensif dan penegakan hukum yang tegas untuk memerangi konsumsi rokok dan melindungi kesehatan masyarakat. Masyarakat juga perlu mengubah pola pikir tentang rokok dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya rokok. Dukungan keluarga dan lingkungan juga sangat penting untuk membantu perokok berhenti merokok. Masa depan bebas rokok bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita bersama. Dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih sehat bagi generasi penerus bangsa.


REFERENSI

 

Damar Setiawan, R. and Made Utami Dwipayanti, N. (2023) ‘Pengetahuan PHBS Pada Anak Sekolah Dasar’, 10(3), p. 2023.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018) ‘Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar’, Kementrian kesehatan RI, pp. 1–582.

Kurniati, G. and Widyastutik (2020) ‘Efektivitas Media Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Pada Anak Sekolah Menengah Pertama (Studi di SMPN 05 …’, Jurnal Endurance: Kajian …, 5(2), pp. 251–258. Available at: http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/v5i2-4571.